1. Talkshow Kemahasiswaan dan Ormawa FE UNY
Talkshow pertama yang dimoderatori oleh Kak Aulia Afi Basuki dengan narasumber Kak Ade dan Kak Andi membahas tentang Kemahasiswaan dan Ormawa FE UNY. Dijelaskan bahwa dalam ormawa UNY terdapat 11 bidang berbeda, seperti BEM, DPA, Hima per prodi, dan lain-lain. Selain untuk belajar berinteraksi, ormawa FE UNY juga bisa melatih diri untuk belajar membagi waktu yang baik dengan target yang harus dicapai pula.
Mengikuti organisasi tidak menghalangi untuk berprestasi. Telah dibuktikan oleh Kak Andi bahwasnnya ia bisa menjadi mahasiswa berprestasi walaupun banyak kegiatan sana-sini. Ia bererita bahwa pernah mengisi acara seminar di suatu universitas. Kemudian ia mengikuti lomba essay. Sedikit mengherankan, yang menjadi juara bukanlah Kak Andi, tetapi mahasiswa yang hadir ketika Kak Andi mengisi seminar kala itu. Dari sana kita belajar, merubah mindset ketika mengikuti sesuatu itu penting, jangan mempunyai niat hanya untuk meraih juara tanpa iringan doa dan usaha.
Berbeda dengan Kak Ade. Kak Ade adalah seorang aktivis ormawa juga. Ia sekarang menjabat menjadi ketua BEM FE UNY. Memang bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang ketua, tapi kata Kak Ade kalau dibawa dengan senang hati tentunya akan terasa lebih indah. Kak Ade bercerita, ia membayangkan tentang PKKMB tahun ini akan berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi semua berbanding terbalik dimana sekitar 80% komunikasi dilakukan dengan sosial media. Ia dan rekan-rekan kemudian merubah cara pikir agar PKKMB tetap berjalan dengan baik walau secara online. Jadi, dari pengalaman Kak Ade bisa kita simpulkan bahwa kita tidak dituntut untuk seperti apa, tetapi kita sendiri yang menentukan ingin dikenal sebagai siapa.
2. Talkshow Pengenalan Lingkungan Akademik FE UNY
Talkshow yang kedua dengan Sigit Setiaji sebagai moderator dan Bapak Prof. Setyabudi Indartono,MM. Ph.D. sebagai narasumber yang membahas mengenai Pengenalan Lingkungan Akademik FE UNY. Di dalam perkuliahaan terdapat kurikulum baru yang tentunya sangat berbeda ketika masih menjadi seorang siswa. Dimana per semester mahasiwa harus mencapai SKS yang telah disediakan oleh pihak kampus dan dosen sebagai penggeraknya.
Selama empat tahun kuliah, terdapat kurang lebih 146-156 SKS yang harus ditempuh. Setiap program studi berbeda pula SKSnya. Pola yang disajikan kampus untuk mahasiswa pun berbeda antara jenjang S-1 dan D-4. Untuk itu kita sebagai mahasiswa baru harus mengenali setiap mata kuliah yang akan kita laksanakan. Selain itu, kita dianjurkan untuk mengetahui indikator lulusan mahasiswa dan prospek kerja ke depannya. Universitas Negeri Yogyakarta juga mengharapkan mahasiswanya untuk tetap mempunyai karakter yang religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, dan lain-lain. Kita juga harus memperbanyak komunikasi dengan dosen agar tidak tertinggal informasi saat ada pemberitahuan. Hindari kata pepatah, malu bertanya sesat dijalan.
3. Talkshow Mahasiswa Enterpreneur
Talkshow ketiga membahas tentang Mahasiswa Enterpreneur dimoderatori oleh Kak Indah Puspasari dengan narasumber Kak Ghozwan Bahrey al-Farisy, seorang mahasiswa dan founter Fresher 58. Banyak sekali hal yang telah diceritakan Kak Ghozwan mengenai bidang enterpreneur. Sebelum sukses seperti saat ini, dulunya ia juga mengalami hal-hal pahit yang sangat sulit dibayangkan. Ia mulai belajar berwirausaha sejak kelas 3 SD karena alasan ekonomi keluarga. Dari menjual barang-barang yang disukai teman sebaya sampai ia mengetahui menjual barang apa yang mempunyai pasar besar.
Untung dan rugi telah menjadi makanan untuk Kak Ghozwan. Ia sempat terhalang modal, kemudian dengan terpaksa menjual motor dan sepatu brandednya sampai ia bisa mendapatkan investor yang menanamkan modalnya sebesar 10M dibisnis Fresher 58 ini. Menurut Kak Ghozwan, penting atau tidaknya mahasiswa terjun ke dunia kewirausahaan itu tergantung cara berpikir mereka masing-masing.Tetapi dengan berwirausaha, kita tentunya bisa menambah pengalaman, memperbanyak relasi, dan membantu orang lain. Pintar-pintar membagi waktu antara belajar kewirausahaan dan perkuliahan, serta memprioritaskan yang paling bermanfaat dan lebih positif. Mulai aja dulu, kalau ragu gak akan terjun-terjun, kalau gagal ya coba lagi. Terus bermimpi setinggi-tingginya dan lakuin.
4. Talkshow Sociopreneur
Talkshow yang ke empat masih dimoderatori oleh Kak Indah Puspasari dan narasumber Kak Andika Mahardika yang menjelaskan tentang Sociopreneur. Kak Andika bukan lulusan dari manajemen atau sejenisnya, tapi ia lulusan teknik mesin. Hal itu tidak menghalanginya untuk belajar menjadi seorang sociopreneur. ia bisa sukses dengan mencari informasi apa yang sedang dialami daerah sekitar dan menyelesaikannya dengan membentuk suatu bisnis Agradaya yang sukses sampai saat ini.
Terjun ke dunia sociopreneur tentunya harus memperhatikan kepentingan untuk sesama, bukan hanya sekadar mencari keuntungan semata. Observasi perlu dilakukan untuk menganalisis apa yang perlu dikembangkan. Mencari relasipun juga perlu supaya bisnis bisa berjalan sesuai harapan. Seperti usaha Kak Andika yang bergerak di bidang pertanian empon-empon. Ia melihat dari sejarah bahwa empon-empon sangat diperlukan banyak kalangan. Negara di Eropa pun dahulu berlomba-lomba untuk menguasai Indonesia karena kaya akan rempah-rempah.
Apabila semua orang di Indonesia seperti Kak Andika, bayangkan betapa majunya negara dari hasil desa. Keren. Tuhan telah memberi anugerah berupa ilmu kepada kita, tinggal kita memilih hanya untuk diri sendiri atau berbagi ke banyak orang:)